Pertama mendengar
namanya mungkin terasa agak aneh, Pulau Mules, Pulau sakit perut?Hehehe. Bukan,
bukan sakit perut. Mules ini berasal dari bahasa Manggarai “Molas” yang artinya
cantik, jadi Pulau Mules berarti Pulau Cantik. Pulau ini terletak di sebelah
selatan Pulau Flores provinsi Nusa Tenggara Timur, termasuk dalam Kecamatan
Satarmese Barat Kabupaten Manggarai. Sesuai namanya pulau ini memang sangat
cantik, dan jika dilihat dari dermaga Dintor-dermaga untuk menyebrang ke Pulau
Mules- bentuknya mirip putri yang sedang tidur telentang. Sehingga warga
setempat menyebutnya sebagai Pulau Putri tidur.
Akses jalan menuju
Pulau Mules bisa dibilang mudah. Dari terminal Mena Kota Ruteng -Ibukota
Kabupaten Manggarai- kita bisa menggunakan otto kayu -truk kayu yang
dimodifikasi menjadi angkutan penumpang- sampai di Dermaga Dintor. Otto kayu Ruteng-Dintor
dikenal dengan nama otto Talenta, otto Kasih Sayang dan otto Pemda, biasanya
beroperasi sekitar pukul 09.00-11.00 WITA dari terminal Mena Kota Ruteng. Sampai
di dermaga Dintor, setelah perjalanan kurang lebih 4-5 jam dari Kota Ruteng,
selanjutnya kita menyebrang menggunakan perahu. Di sini tantangan besar muncul,
kita harus bersusah payah menaiki perahu kecil yang terus diguyur ombak. Baju harus
basah kuyup sebelum akhirnya kita bisa naik ke perahu. Perjalanan dermaga
Dintor-Labuan Taur sekitar 30 menit.
Pulau ini terdiri dari
tiga kampung, Labuan Taur, Peji dan Konggang. Pemandangan di ketiga kampung
sangat berbeda. Labuan Taur memiliki pantai pasir putih yang halus dengan airnya
yang jernih berwarna biru kehijauan, toscha, bahkan terkadang berwarna keunguan.
Di kampung ini juga terdapat hutan -masih banyak monyet berkeliaran- dan bukit
batu karang -tempat sapi dan kambing mencari makan-.
Berbeda dengan
pemandangan di Kampung Konggang, disana tak ada pasir putih halus, yang ada
pasir putih kasar dengan batu karang di sepanjang pantainya. Ketika air surut,
kita bisa melihat berbagai macam binatang laut seperti bintang ular, bulu babi,
siput laut, ikan-ikan kecil, dan banyak lagi binatang laut yang saya tidak tahu
namanya.Hehe.Sedangkan kampung Peji, saya tidak pernah mengunjunginya.
Di satu sisi Pulau
Mules -sekitar 30 menit dari Konggang yang dapat ditempuh dengan perahu-
terdapat mercusuar, kita bisa melihat indahnya pemandangan laut dari
ketinggian.
Masyarakat Pulau Mules mayoritas muslim, konon
nenek moyang mereka berasal dari Suku Ende, Bima dan Bugis, berbeda dengan
masyarakat Manggarai yang pada umumnya beragama Katholik. Bahasa yang digunakan
juga berbeda dengan orang daratan –masyarakat Pulau Mules disebut dengan orang
pulau-, mereka menggunakan Bahasa Ende campur Manggarai.
4 komentar:
Ayok kunjungi lagi, mengeksplore nusantara, backpackeran��
iya semoga bisa kesana lagi nanti..
Kalau ke sini harus nginep nggak?
Mantap gan.. follback, http://marwanjhainun.blogspot.co.id
Posting Komentar