Sabtu, 06 Februari 2016

Ibadah kita untuk siapa?

Tugas kita sebagai manusia adalah beribadah pada Allah. Mentaati Allah dengan mengikuti segala sesuatu yang telah dicontohkan oleh Rosululloh. Semestinya ibadah yang kita lakukan adalah semata-mata hanya untuk mengharapkan ridho Allah, karena kita cinta kepada Allah dan Rosul-Nya, dan karena kita takut akan ancaman-Nya. Adakah hal yang lebih baik daripada ridho Allah?
Rejeki itu urusan Allah, tugas kita adalah taat dan berbuat baik. Ketika kita melakukan suatu ibadah misalnya, karena mengharapkan agar rejekinya (harta) bertambah, apakah kita ikhlas melakukan ibadah tersebut? Apakah hanya ridho Allah yang kita harapkan? Atau hanya karena tergiur 'iming-iming' rejekinya (harta) bertambah?
Luruskan hati, luruskan niat. Harus lebih banyak lagi belajar dan introspeksi. Selama ini ibadah kita untuk siapa? Untuk apa? Dan apa yang kita harapkan?

#catatanuntukdirikuyanglalai

Rabu, 03 Februari 2016

Narang : Sepenggal Kisah Ramadhan

Baiklah, Ramadhan kali ini -2015- aku lewati jauh dari rumah, jauh dari Ibu Bapak. Bulan puasa tahun ini aku lalui bersama keluarga baru -senyum- di Tanah Flores, tepatnya di Kampung Narang, kota Kecamatan Satarmese Barat, tempat berkumpulnya anak satu Kecamatan SaBar. Sebagai kaum minoritas tak menghalangi kami untuk beribadah di bulan Ramadhan, walaupun suara adzan hanya terdengar dari hp, pengingat waktu sahur dan berbuka juga dari alarm di hp, sholat tarawih berjamaah pun kami lakukan dirumah karena jarak masjid cukup jauh. Namun di tempat perantauan ini, bahagia itu cukup sederhana, sahur, sholat, berbuka puasa, mencari air, mencari bahan makanan, memasak, mencuci, sampai berebut makanan -haha- dan menghabiskan waktu, kami jalani bersama-sama.
 

Rumah Adat Todo, Kampung Todo

Rumah Adat Todo merupakan rumah adat Manggarai yang terletak di Kampung Todo Kecamatan Satarmese Utara Kabupaten Manggarai Flores NTT. Konon rumah adat ini adalah rumah adat tertua di Manggarai. Rumah adat ini hampir sama seperti rumah adat Manggarai pada umumnya, beratapkan ijuk, berbentuk kerucut dengan rangka kayu dan bambu, jika kerucut dibuka maka kerangkanya akan menggambarkan sebuah jaring laba-laba, semacam sawah jaring laba-laba yang terdapat di Kampung Cara Desa Cancar Kecamatan Ruteng.