8 Oktober 2014. Hampir dua bulan aku berada di tanah Flores. Tapi
rasanya, Ah! Aku masih merasa asing di sini. Jam tanganku menunjukkan pukul 18.32
WITA, belum larut memang tapi malam itu terasa sunyi, dingin, tanpa cahaya
lampu, hanya sinar senter yang memenuhi ruangan seluas 3x3 yang aku tempati. Tidak ada hal yang dapat aku lakukan, kosong,
sepi. Sepertinya aku ingin pulang saja. Ya, pulang ke rumahku, di Jawa. Argh!
Aku harus menyingkirkan keinginan itu.
Akhirnya ku putuskan untuk meninggalkan ruangan itu, meninggalkan kosong,
meninggalkan sepi, keluar. Semua gelap, gerhana! Gerhana bulan di tanah Flores.
Ku langkahkan kaki mencari Mama-pemilik rumah yang aku tempati-, ku dapati Mama
di depan kiosnya yang setengah tertutup ditemani sebatang lilin. Aku memulai
obrolan dengannya, obrolan yang tidak penting, mungkin. Sayup-sayup kudengar
suara kaleng dan jerigen yang dipukul-pukul berselingan dengan suara anak-anak menyanyikan
lagu, lagu yang liriknya tidak begitu jelas. Kupertajam pendengaranku, kurang
lebih lirik ini yang aku dengar, “Ooo..oo…oo..oo..ooo..oo..oo..oooo..Jangan
ragu dan jangan bimbang….kesuksesan ada di tangan…bapak ibu kami semuanya,
mohon doa dan dukungannya…….”
“Ma, dimana anak-anak itu menyanyi?’ tanyaku pada Mama. Tangannya
menunjuk ke ujung jalan, menunjuk pada api yang menyala, menunjuk pada kerumunan
anak-anak. “Kami orang Manggarai di sini percaya kalau anak-anak menyanyi dan
membuat bunyi-bunyian, gerhana cepat hilang”, begitu penjelasan mama padaku.
Aku tertarik mendekati api dan sumber suara itu. Aku berjalan menembus gelap,
menembus dingin, berharap mendapat kehangatan.
“Ibu..mari sini bergabung, mari kita menyanyi sama-sama”, ucap seorang
anak begitu melihatku. Aku tersenyum sambil mengangguk. Seorang mama dengan
cekatan menyodorkan bangku kayu kepadaku dan menyuruhku duduk. Aku beruntung di
tempatkan di sini, tempat di mana seorang guru begitu dihormati, begitu
dihargai. Tidak berhenti di bangku kayu, si mama masih melanjutkan kebaikannya
dengan membuatkan kami semua secangkir kopi Manggarai. Ya, Manggarai memang
terkenal dengan kopinya, kopi hitam yang kental dengan sedikit gula. Hampir
setiap keluarga menumbuk kopinya sendiri. Sepertinya minum kopi menjadi hal yang
wajib dilakukan di Manggarai, tiada hari tanpa minum kopi, bahkan orang
Manggarai bisa menghabiskan sepuluh gelas kopi dalam satu hari. Wow! Oke, aku
mulai terbiasa dengan kopi, lambungku mulai bersahabat dengan kopi Manggarai.
Mungkin saat pulang nanti aku bawa kopi Manggarai banyak-banyak.
Kami menyanyi -lebih tepatnya anak-anak yang menyanyi, aku hanya duduk
dan mendengarkan saja, karena aku tak paham lagu yang mereka nyanyikan- sambil
menikmati kopi, sambil menunggu gerhana hilang. Tiba-tiba aku teringat, siang
tadi mama tua –mama tua adalah kakaknya mama yang rumahnya aku tempati-
memberiku satu kantong ubi. Aku membayangkan minum kopi sambil makan ubi bakar.
Hemmm, pasti nikmat! Aku meninggalkan kerumunan, bergegas ke rumah untuk
mengambil ubi. Sejurus kemudian aku kembali dengan membawa sekantong ubi. Kami
melempar ubi-ubi itu pada api yang menyala-nyala. Kami terus menyanyi, hingga
perlahan-lahan cahaya bulan mulai terlihat, dan bau ubi bakar mulai tercium.
“Ibu…Ubi kita sudah matang Ibu!” seru salah seorang anak sambil
menusuk-nusuk ubi disela-sela api dengan sebatang kayu. “Ambil sudah!” jawabku.
“Iyo, di’a d’ia kolang nana!”-“Iya
hati-hati panas!”, nana adalah panggilan untuk anak laki-laki di Manggarai-
anak yang lain menyahut dengan bahasa Manggarai. Kami menikmati ubi bakar
dengan secangkir kopi Manggarai, sebuah perpaduan yang pas. Ubi ini terasa
sangat nikmat sekali di mulutku, mungkin karena aku lapar, atau mungkin karena
aku makan bersama anak-anak yang terlihat bahagia hanya dengan bernyanyi dan
makan ubi bakar, atau mungkin karena keduanya. Entahlah, yang pasti aku
menikmatinya. Aku bahagia. Aku bahagia berada di tengah anak-anak Manggarai.
Anak-anak Manggarai sama dengan anak-anak pada umumnya, suka bermain,
jail, nakal, banyak polah. Namun mereka hidup dengan penuh kesederhanaan,
mereka cukup bahagia hanya dengan mainan otto
yang mereka buat sendiri dari bambu dan sandal karet bekas dibentuk
lingkaran sebagai rodanya. Mereka cukup bahagia ketika aku menyodorkan beberapa
permen-mereka menyebutnya bon-bon atau popong-, bahkan mereka bahagia ketika
harus mengambil berjerigen-jerigen air di sumber air. Aku rasa, beban hidup
anak-anak Manggarai lebih berat dari anak-anak di Jawa. Mereka harus mengambil
air, menjaga adik yang mungkin hanya dua tahun lebih muda-orang Manggarai
mempunyai banyak anak dan jaraknya cukup dekat-. Balita di Manggarai sudah bisa
mengasuh adiknya, seumuran itu seharusnya mereka menggendong boneka, tapi di
Manggarai tidak, mereka sudah bisa menggendong adiknya. Anak Manggarai terbiasa
dengan bekerja keras, mereka kuat, mereka tidak manja.
Tidak terasa secangkir kopi sudah habis ku tenggak, beberapa ubi bakar
telah berpindah ke dalam perutku dan bulan telah memancarkan cahayanya. Gelap
telah sirna, berganti terang bulan dan bintang-bintang, nyanyian anak-anak
sudah tak terdengar lagi. Malam gerhana, aku mendapatkan kehangatan, bukan dari
jaket yang ku pakai, bukan pula dari api unggun, tapi kehangatan dari anak-anak
Manggarai.
Malam sudah makin larut, aku harus kembali ke rumah, anak-anak harus
pulang. Nyanyian gerhana malam itu mendekatkan kami, membantuku menemukan
keluarga di tanah Flores, membuang keinginanku untuk segera pulang ke Jawa. Nyanyian
gerhana malam itu memberiku semangat untuk melanjutkan pengabdianku di sini, di
Manggarai, di tanah Flores.
2 komentar:
Agen Slot Terbaik
Agen Situs Terbaik
Situs Agen Judi Online
https://bit.ly/2ENk1VF
Yuk Gabung Bersama Kami Sekarang Dan Nikmati Berbagai Macam Bonus Menarik Lain Nya Seperti:
*Bonus New Member 120%
* Bonus New Member 20% Khusus Poker
* Bonus Referral
*Bonus Rollingan Casino Hingga 0.8%
*Bonus 5% setiap hari
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
WA : 081358840484
BBM : 88CSNMANTAP
Facebook : 88Csn
-www.jeruk88.com
Best Places To Bet On Boxing - Mapyro
Where ford fusion titanium To Bet On Boxing. It's a sports betting event in which you bet on the outcome of 출장마사지 a game. In the gri-go.com boxing world, หาเงินออนไลน์ each player must decide if 1xbet 먹튀 or not to
Posting Komentar