Baiklah, Ramadhan kali ini -2015- aku lewati
jauh dari rumah, jauh dari Ibu Bapak. Bulan puasa tahun ini aku lalui bersama keluarga baru -senyum- di Tanah
Flores, tepatnya di Kampung Narang, kota Kecamatan Satarmese Barat, tempat berkumpulnya anak satu Kecamatan SaBar. Sebagai kaum
minoritas tak menghalangi kami untuk beribadah di bulan Ramadhan, walaupun
suara adzan hanya terdengar dari hp, pengingat waktu sahur dan berbuka juga dari
alarm di hp, sholat tarawih berjamaah pun kami lakukan dirumah karena jarak
masjid cukup jauh. Namun di tempat perantauan ini, bahagia itu cukup sederhana,
sahur, sholat, berbuka puasa, mencari air, mencari bahan makanan, memasak,
mencuci, sampai berebut makanan -haha- dan menghabiskan waktu, kami jalani
bersama-sama.
Pernah kami -saya, retno, tya, wahyudi, mba indah,
tutut, lutfi, wika- suatu hari merencanakan jalan-jalan ke Danau Ranamese yang
jaraknya lumayan jauh, sekitar 2-3 jam dari Narang -nama kampung tempat tinggal
kami-. Dalam kondisi puasa, kami pun pergi ke Danau tersebut mengendarai motor,
dengan medan jalan yang tidak mudah menurut saya. Danau Ranamese terletak di
perbatasan Manggarai Barat dengan Manggarai Timur, sekitar 1,5 jam perjalanan
dari Kota Ruteng ke arah Borong. Danau ini begitu alami, dengan air yang
jernih, dengan pohon-pohon berdaun rimbun di tepi-tepinya. Sejuk pokoknya!
Setelah puas bermain-main dan berfoto-foto di Danau Ranamese kami menuju Kota Ruteng, mencari makan -loh kan puasa-, iya makanan buat buka puasa, kan lelah habis jalan-jalan nggak bakalan masak. Hehe. Dengan gontai -efek puasa- kami pun menuju sebuah
warung makan jawa, kami memesan ayam dan bebek goreng serta sayur, kayaknya
enak banget lihat makanan itu pas siang-siang lagi puasa. Menjelang sore kami
pulang, sampai rumah, bersih-bersih, nyiapin makanan buat buka puasa, duduk
melingkar sambil terus ngecek hp, liat adzan maghrib kurang berapa menit lagi. Pas
udah adzan langsung itu makanan diserbu, Alhamdulillah bisa makan makanan
istimewa di perantauan J
Pernah juga kami suatu hari pergi bersama untuk
menjemput dua teman kami dari seberang pulau -teman kami ada yang ditempatkan
di pulau kecil namanya Pulau Mules di sebelah selatan Pulau Flores-. Dengan
berkedok menjemput teman tersebut, kami berangkat pagi-pagi sekali setelah
sholat subuh, padahal mau jalan-jalan dulu di pantai, pengin lihat matahari terbit.
Hehehhe. Begitulah, kami berangkat mengendarai motor setelah subuh, lihat
matahari terbit, foto-foto, setelah puas lalu melanjutkan perjalanan ke dermaga
tempat menjemput teman kami. Tapi ternyata perjalanan kami tidak semulus yang
dibayangkan, kenapa? Ya ada saja sesuatu yang menghentikan perjalanan, seperti
pohon asam dan pohon petai cina. Maklumlah rantauers, penginnya ngirit. Haha.
Ngga bisa liat asam bertebaran di tanah dan petai cina yang biarkan begitu saja.
Mending dimasak, iya kan?Hehehe. Perjalanan kami pun terhenti setiap kali ada pohon
tersebut di tepi jalan. Perjalanan Narang-Dintor biasanya memerlukan waktu
sekitar 1,5 jam, tapi mungkin perjalanan kami waktu itu memakan waktu sampai 4
jam. Hehehe.
Sesampainya di Dintor ternyata teman kami belum
mendarat. Kami menunggu sambil memilih-milih ikan, lumayan kan bisa buka puasa
pake ikan. Ikan di Dintor cukup murah, sepuluh ribu rupiah bisa mendapatkan 7-8
ekor ikan -entah apa nama ikan itu- berukuran sedang. Hemmm, daripada menunggu
terlalu lama kami putuskan untuk pergi ke pelabuhan -atau dermaga atau entah
apa lah namanya karena bangunan itu tidak digunakan untuk sandaran perahu-. Haaaaa! Ternyata dari sana kita bisa melihat
eksotisnya Pulau Mules, keren deh! Kami menghabiskan waktu lumayan lama di sana
untu berfoto-foto dan …….. mengupas petai cina!
Tak terasa Ramadhan akan berakhir, itu artinya Idul
Fitri akan datang. Idul Fitri kalau di Jawa itu identik dengan ketupat, opor
ayam, baju baru. Hehehe. Iya nggak? Oke, kami pun menyiapkan itu semua, mulai
dengan memesan baju seragam di onlineshop -untuk dipakai bersama-sama saat Idul
Fitri-, mendonlot suara takbiran, mencari daun kelapa untuk dibuat ketupat,
membeli ayam untuk dibuat opor. Lengkap!
Hari -1 Idul Fitri, kami sibuk membuat ketupat dan
masak memasak, dan malam harinya kami hanya mendangar suara takbir dari hp. Kami
melaksanakan sholat Id di Kampung Ramut -berjarak sekitar 1 jam dari narang- di
pesisir pantai yang merupakan perkampungan muslim, di masjid kampung yang tak
begitu besar. Masyarakat di sana sangat ramah, mereka menerima kami dengan
sangat baik, bahkan beberapa dari mereka mengajak kami untuk berkunjung ke
rumahnya.
Alhamdulillah, Ramadhan dan Idul Fitri 1436 H saya
lalui dengan sangat indah di Tanah Flores J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar