Rabu, 03 Februari 2016

Narang : Sepenggal Kisah Ramadhan

Baiklah, Ramadhan kali ini -2015- aku lewati jauh dari rumah, jauh dari Ibu Bapak. Bulan puasa tahun ini aku lalui bersama keluarga baru -senyum- di Tanah Flores, tepatnya di Kampung Narang, kota Kecamatan Satarmese Barat, tempat berkumpulnya anak satu Kecamatan SaBar. Sebagai kaum minoritas tak menghalangi kami untuk beribadah di bulan Ramadhan, walaupun suara adzan hanya terdengar dari hp, pengingat waktu sahur dan berbuka juga dari alarm di hp, sholat tarawih berjamaah pun kami lakukan dirumah karena jarak masjid cukup jauh. Namun di tempat perantauan ini, bahagia itu cukup sederhana, sahur, sholat, berbuka puasa, mencari air, mencari bahan makanan, memasak, mencuci, sampai berebut makanan -haha- dan menghabiskan waktu, kami jalani bersama-sama.
 
Pernah kami -saya, retno, tya, wahyudi, mba indah, tutut, lutfi, wika- suatu hari merencanakan jalan-jalan ke Danau Ranamese yang jaraknya lumayan jauh, sekitar 2-3 jam dari Narang -nama kampung tempat tinggal kami-. Dalam kondisi puasa, kami pun pergi ke Danau tersebut mengendarai motor, dengan medan jalan yang tidak mudah menurut saya. Danau Ranamese terletak di perbatasan Manggarai Barat dengan Manggarai Timur, sekitar 1,5 jam perjalanan dari Kota Ruteng ke arah Borong. Danau ini begitu alami, dengan air yang jernih, dengan pohon-pohon berdaun rimbun di tepi-tepinya. Sejuk pokoknya! 
  
Setelah puas bermain-main dan berfoto-foto di Danau Ranamese kami menuju Kota Ruteng, mencari makan -loh kan puasa-, iya makanan buat buka puasa, kan lelah habis jalan-jalan nggak bakalan masak. Hehe. Dengan gontai -efek puasa- kami pun menuju sebuah warung makan jawa, kami memesan ayam dan bebek goreng serta sayur, kayaknya enak banget lihat makanan itu pas siang-siang lagi puasa. Menjelang sore kami pulang, sampai rumah, bersih-bersih, nyiapin makanan buat buka puasa, duduk melingkar sambil terus ngecek hp, liat adzan maghrib kurang berapa menit lagi. Pas udah adzan langsung itu makanan diserbu, Alhamdulillah bisa makan makanan istimewa di perantauan J
 
Pernah juga kami suatu hari pergi bersama untuk menjemput dua teman kami dari seberang pulau -teman kami ada yang ditempatkan di pulau kecil namanya Pulau Mules di sebelah selatan Pulau Flores-. Dengan berkedok menjemput teman tersebut, kami berangkat pagi-pagi sekali setelah sholat subuh, padahal mau jalan-jalan dulu di pantai, pengin lihat matahari terbit. Hehehhe. Begitulah, kami berangkat mengendarai motor setelah subuh, lihat matahari terbit, foto-foto, setelah puas lalu melanjutkan perjalanan ke dermaga tempat menjemput teman kami. Tapi ternyata perjalanan kami tidak semulus yang dibayangkan, kenapa? Ya ada saja sesuatu yang menghentikan perjalanan, seperti pohon asam dan pohon petai cina. Maklumlah rantauers, penginnya ngirit. Haha. Ngga bisa liat asam bertebaran di tanah dan petai cina yang biarkan begitu saja. Mending dimasak, iya kan?Hehehe. Perjalanan kami pun terhenti setiap kali ada pohon tersebut di tepi jalan. Perjalanan Narang-Dintor biasanya memerlukan waktu sekitar 1,5 jam, tapi mungkin perjalanan kami waktu itu memakan waktu sampai 4 jam. Hehehe.
  
 
 
Sesampainya di Dintor ternyata teman kami belum mendarat. Kami menunggu sambil memilih-milih ikan, lumayan kan bisa buka puasa pake ikan. Ikan di Dintor cukup murah, sepuluh ribu rupiah bisa mendapatkan 7-8 ekor ikan -entah apa nama ikan itu- berukuran sedang. Hemmm, daripada menunggu terlalu lama kami putuskan untuk pergi ke pelabuhan -atau dermaga atau entah apa lah namanya karena bangunan itu tidak digunakan untuk sandaran perahu-. Haaaaa! Ternyata dari sana kita bisa melihat eksotisnya Pulau Mules, keren deh! Kami menghabiskan waktu lumayan lama di sana untu berfoto-foto dan …….. mengupas petai cina!
  
Tak terasa Ramadhan akan berakhir, itu artinya Idul Fitri akan datang. Idul Fitri kalau di Jawa itu identik dengan ketupat, opor ayam, baju baru. Hehehe. Iya nggak? Oke, kami pun menyiapkan itu semua, mulai dengan memesan baju seragam di onlineshop -untuk dipakai bersama-sama saat Idul Fitri-, mendonlot suara takbiran, mencari daun kelapa untuk dibuat ketupat, membeli ayam untuk dibuat opor. Lengkap!
Hari -1 Idul Fitri, kami sibuk membuat ketupat dan masak memasak, dan malam harinya kami hanya mendangar suara takbir dari hp. Kami melaksanakan sholat Id di Kampung Ramut -berjarak sekitar 1 jam dari narang- di pesisir pantai yang merupakan perkampungan muslim, di masjid kampung yang tak begitu besar. Masyarakat di sana sangat ramah, mereka menerima kami dengan sangat baik, bahkan beberapa dari mereka mengajak kami untuk berkunjung ke rumahnya.
Alhamdulillah, Ramadhan dan Idul Fitri 1436 H saya lalui dengan sangat indah di Tanah Flores J
 
 
 
 

Tidak ada komentar: